Anda pasti pernah melihat gigi gingsul bukan? Gingsul adalah gigi taring
atas yang tumbuh tidak pada tempatnya, biasanya di sisi atas samping depan.
Karena tumbuh lebih ke arah pipi, maka saat tersenyum terlihat menonjol di
sudut mulut. . . .
Menurut Drg. Linus Boekitwetan, M.Kes,
penyebab terjadinya gigi gingsul antara lain karena kehilangan gigi susu secara
prematur (sebelum waktunya) akibat trauma atau kecelakaan. Akibatnya
terjadi pergeseran gigi susu yang menyebabkan ruangan untuk tumbuh gigi tetap
tidak sesuai besarnya dengan gigi tetap yang akan tumbuh, sehingga berjejal. Lebih lanjut lagi Drg Linus mengatakan,kehilangan gigi susu dapat disebabkan olehpenyakit periodontal atau karies (gigi berlubang), yang bisa menyebabkan
gigi tersebut tanggal ataupun dicabut. Ruang bekas pencabutan tersebut akan
tertutup oleh gigi-gigi di sebelahnya, sehingga gigi tetap yg tumbuh tidak
mendapat tempat dan berjejal.
Selain
itu gigi gingsul juga dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Misalnya anak
mendapatkan bentuk rahang yang kecil dari ibunya dan gigi yang besar dari ayahnya, atau sebaliknya. Akibatnya ukuran gigi tetap
terlalu besar dibandingkan ukuran rahang yang kecil. Selain itu, malnutrisi
(kekurangan nutrisi) juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
rahang dan gigi.
Biasanya
gigi gingsul terjadi pada gigi taring atas. “Itu disebabkan karena pola
pertumbuhan gigi taring tetap atas terakhir dibandingkan gigi tetap lainnya
yaitu gigi graham pertama (molar 1), gigi seri pertama dan kedua (insisif 1 dan 2), gigi geraham kecil pertama dan kedua
(premolar 1dan 2), gigi taring (kaninus), gigi geraham kedua (molar 2). Jika ruangan
untuk pertumbuhan gigi taring tidak ada, maka akan terjadi gingsul,” ujar
dokter yang berpraktik di salah satu kawasan di Jakarta Barat ini.
Gigi tumbuh berjejal juga
dapat disebabkan kebiasaan buruk seperti menghisap ibu jari, menghisap bibir
atas atau bawah, menggigit benda tertentu juga dapat mempengaruhi
susunan gigi. Gigi dapat bergeser sehingga lengkung gigi menjadi
sempit, sehingga dapat mempengaruhi susunan gigi dan menjadi berjejal.
Menurut
dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini, mempunyai gigi gingsul berdampak antara
lain fungsi pengunyahan menjadi tidak sempurna. Selain itu dari segi estetika
pun terganggu, tetapi ada juga yang berpendapat dengan mempunyai gigi gingsul
menjadi lebih tampak manis (semua tergantung individunya). Efek lain dari gigi
gingsul yang kurang baik yaitu mudah terjadi penumpukan/akumulasi plak gigi, serta
kesulitan membersihkan daerah itu dengan sikat gigi. Meski demikian, gigi
taring sebaiknya tak boleh dicabut karena sangat diperlukan untuk membentuk
sudut lengkung rahang dan membuat muka terlihat simetris dan wajah tidak cekung
jika dilihat dari samping.
Pemilihan
metode perawatan dan cara yang digunakan pada penatalaksanaan kasus maloklusidengan gigi gingsul tergantung posisi (letak),
angulasi, dan inklinasi gigi. Prinsipnya adalah mengatur pertumbuhan gigi
berdasar diagnosis dan waktu yang tepat.
“Salah satu caranya adalah
pencabutan berurutan (serial extraction) yang disesuaikan dengan waktu
tumbuh dan kebutuhan tempat,” jelas dokter gigi yang telah mengambil pascasarjana
bidang ortodontik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
ini. Jika gigi sudah tumbuh secara berjejal atau gingsul, perawatan yang dapat
dilakukan dengan perawatan kawat gigi cekat atau braces karena
tujuan dari perawatan ini adalah mengarahkan pertumbuhan dan
mengembalikan gigi ke posisi normal.
Ada sejumlah
pertimbangan yang perlu diperhatikan, yaitu kebutuhan ruang, pengadaan ruang,
dan perawatannya. Selain itu perawatan terhadap gigi gingsul yang biasanya
dilakukan adalah dengan pencabutan
gigi. Ada juga yang tidak dilakukan pencabutan
untuk merapikan gigi yang berjejal atau gingsul. Semua perawatan tersebut
tergantung dari kasusnya. “Jika ada gigi yang perlu dicabut biasanya yang
dicabut adalah gigi graham kecil (premolar), dan jangan sekali–kali mencabut
gigi taring yang gingsul karena jika gigi taring dicabut maka estetika akan
terganggu,” jelas dokter gigi yang mengantongi sertifikat Invisalign
USA dan American Dental Association ini.
Dengan
demikian, menurut dokter gigi yang merupakan anggota International
Association for Orthodontics ini, gigi gingsul tidak perlu lagi ditakuti. Perawatan kawat gigi yang benar
akan menghasilkan gigi yang tertata baik dan senyum yang indah. Tidak hanya
itu, perawatan ini juga meningkatkan estetika wajah, fungsi bicara, dan
pengunyahan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar